![]() |
| Beberapa warga terlihat menggunakan kendaraan Roda dua dan berjalan kaki hingga 7 kilometer| Foto : Hidayat sabirun. |
Metro Gayo | Aceh Tengah — Dampak banjir bandang dan longsor yang melanda Provinsi Aceh sejak akhir November 2025 semakin terasa pada sektor energi dan kebutuhan pokok masyarakat. Akses jalur utama putus, distribusi logistik masih sulit, sehingga pasokan BBM dan LPG sempat terganggu di sejumlah titik terdampak, khususnya di Aceh Tengah dan Bener Meriah.
Meski PT Pertamina melalui posko distribusi telah mengatakan harga resmi BBM di Aceh tidak mengalami penyesuaian di stasiun SPBU dan tetap mengikuti harga nasional yang berlaku, situasi di lapangan berbeda. Persediaan di SPBU sempat menipis karena akses tertutup, mengakibatkan warga yang terpaksa mencari BBM di luar jaringan SPBU resmi sering menemui harga jauh di atas ketentuan.
Beberapa laporan lokal dan warga menyebut bahwa harga BBM eceran di beberapa titik terisolasi melonjak tajam — di Aceh Tengah, misalnya, harga Pertalite dan jenis BBM lain pernah dilaporkan mencapai kisaran Rp80.000 hingga bahkan Rp100.000 per liter di pasar eceran akibat kelangkaan pasokan dan fenomena panic buying.
Situasi ini diperparah oleh distribusi darat yang sangat terbatas; tangki BBM sulit menjangkau SPBU lokal, sehingga warga terpaksa membeli dari pedagang eceran yang mengambil risiko lebih besar dalam mendatangkan pasokan. Kondisi seperti ini belum tercatat sebagai harga resmi, tetapi merupakan realitas di lapangan yang dirasakan langsung masyarakat terdampak bencana.
Untuk merespons keterbatasan akses, Pertamina bersama BNPB telah mengirimkan BBM melalui jalur udara, termasuk pasokan awal 1.000 liter biosolar dan 1.000 liter Pertalite yang berhasil menjangkau Aceh Tengah dan Bener Meriah akhir pekan lalu, meskipun volume masih sangat kecil dibanding kebutuhan harian.
Upaya pendistribusian BBM dan LPG melalui udara dan moda alternatif lainnya terus dilakukan agar pasokan energi tetap tersalur ke daerah yang belum dapat dilalui truk tangki secara normal. Langkah ini penting untuk mendukung mobilitas masyarakat dan operasi evakuasi serta bantuan darurat.
Tantangan utama saat ini adalah menjaga stabilitas harga dan ketersediaan BBM, sambil memperbaiki akses transportasi darat. Pemerintah dan Pertamina memastikan bahwa harga BBM resmi tidak dinaikkan karena bencana, namun situasi kelangkaan di beberapa titik sementara membuat warga membayar jauh lebih tinggi di luar SPBU resmi.
