Menjadi penulis di media nasional maupun internasional bukanlah perjalanan singkat. Profesi ini membutuhkan proses belajar, disiplin, serta kemampuan menjaga hubungan dengan banyak pihak. Siapa pun bisa memulainya dari nol selama mau berlatih dan memahami dasar-dasar jurnalistik dengan benar.
Dalam dunia media, kemampuan menulis saja tidak cukup. Ada etika, alur kerja, dan tanggung jawab yang harus diikuti agar karya layak dipublikasikan dan dapat dipertanggungjawabkan. Berikut tahapan yang bisa menjadi panduan bagi calon penulis yang ingin meniti karier hingga diterima di media besar.
1. Pelajari Etika Jurnalistik
Langkah pertama adalah memahami etika jurnalistik. Etika menjadi fondasi agar tulisan tidak menyesatkan, tidak merugikan orang lain, dan tetap menjaga kredibilitas penulis.
Hal yang harus diperhatikan antara lain:
Menulis berdasarkan fakta. Semua informasi harus diverifikasi dan berasal dari sumber yang jelas.
Tidak berbelit-belit. Media menyukai tulisan yang langsung ke inti masalah, ringkas, dan mudah dipahami.
Objektif dan berimbang. Jika ada dua pandangan atau konflik, kedua pihak harus diberikan ruang yang adil.
Menghormati privasi narasumber. Jangan memelintir pernyataan atau menuliskan hal yang bersifat pribadi.
Ketika penulis memiliki dasar etika yang kuat, redaksi mana pun akan lebih percaya pada karya tersebut.
2. Membangun Relasi
Dalam dunia jurnalistik, relasi adalah modal yang tidak ternilai. Jaringan pertemanan yang luas akan mempermudah penulis mendapatkan cerita, akses wawancara, maupun peluang liputan.
Relasi dapat dibangun dengan cara berkenalan dengan pelaku UMKM, petani, tokoh desa, pejabat, komunitas, atau siapa saja yang berpotensi menjadi narasumber.
Selain itu, mengikuti akun jurnalis di media sosial, bergabung dalam komunitas penulis, atau aktif hadir di kegiatan publik dapat membuka kesempatan baru.
Relasi yang baik juga akan membuat narasumber merasa nyaman dan bersedia memberi informasi yang relevan di kemudian hari.
3. Menjaga Hubungan Setelah Liputan
Setelah wawancara selesai, hubungan jangan dibiarkan berhenti. Penulis profesional selalu menjaga komunikasi dengan narasumber.
Caranya bisa dengan mengirim ucapan terima kasih, membagikan link tulisan ketika sudah tayang, atau sesekali menyapa melalui pesan. Hubungan yang dijaga dengan baik dapat membuka kesempatan liputan baru dan meningkatkan kepercayaan narasumber kepada penulis.
4. Menulis Fakta Secara Jelas dan Konsisten
Media nasional membutuhkan penulis yang mampu menyampaikan fakta secara jelas dan tidak bertele-tele. Konsistensi tujuan peliputan sangat penting agar tulisan tidak melebar ke mana-mana.
Mulailah dengan membuat liputan sederhana seperti profil UMKM, kegiatan masyarakat, isu lokal, atau cerita inspiratif. Semakin banyak berlatih, kemampuan menulis akan meningkat dan gaya penulisan akan lebih matang.
5. Gunakan Media Lokal sebagai Wadah Portofolio
Untuk melamar ke media besar, penulis harus memiliki portofolio atau rekam jejak tulisan yang sudah dipublikasikan. Di sinilah peran media lokal menjadi sangat penting.
Jika pembaca memiliki kemampuan dalam etika jurnalistik, penulisan berita, riset fakta, dan konsistensi menulis, maka Siaran Berita Gayo dapat menjadi wadah untuk menyimpan karya.
Media ini bisa menjadi tempat untuk memulai perjalanan sebagai penulis, menerbitkan liputan pertama, membangun arsip tulisan, serta menyiapkan data portofolio yang dapat dibawa ke media nasional atau internasional.
Perlu ditegaskan jika penulis masih pemula, tidak wajib memiliki media sendiri. Membangun dan menjalankan media online memerlukan biaya dan sumber daya yang tidak sedikit — hosting, desain, SEO, distribusi, dan operasional lain bisa membuat beban besar bagi perorangan. Karena itu menulis di media lokal yang sudah berjalan adalah alternatif paling praktis dan hemat biaya untuk mengumpulkan pengalaman dan bukti kerja tanpa harus menanggung semua biaya membangun media dari nol.
Ketika suatu hari pembaca ingin melamar ke redaksi besar, tulisan-tulisan yang sudah tayang di Siaran Berita Gayo akan menjadi bukti nyata kemampuan jurnalistik yang dimiliki.
Menjadi penulis profesional tidak harus dimulai dari lingkungan media nasional. Prosesnya dapat dimulai dari memahami etika jurnalistik, membangun relasi, menjaga hubungan, menulis fakta dengan jelas, serta memanfaatkan media lokal untuk membangun portofolio terutama bagi penulis pemula yang ingin menghindari biaya besar membangun media sendiri. Dengan langkah yang benar dan konsistensi, peluang untuk menembus media besar akan semakin terbuka.